USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
MENGGENAL LEBIH JAUH TENTANG GLUKOSA
BIDANG KEGIATAN
PKM – ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan
Oleh :
ADE ARIYANI (4133131001)
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2014
PENGESAHAN PKM-ARTIKEL ILMIAH
1.
Judul Kegiatan : Mengenal Lebih Jauh tentang Glukosa yang Meliputi Penyebab dan
Penangananya .
2.
Bidang Kegiatan :
PKM-AI
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama
Lengkap : Ade Ariyani
b. NIM :4133131001
c. Jurusan
: Kimia
d.
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Medan
e. Alamat
Rumah dan No Tel./HP : Helvetia Timur dan 081377105454
f. Alamat
email : ariyani_ade@yahoo.com
4. Anggota
Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang
5. Dosen
Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
Prof.Dr.Ramlan Silaban, M.Si.
b. NIDN : 196412071991031002
Menyetujui
Dosen
Pendamping Ketua
Pelaksana Kegiatan
(Prof.Dr.Ramlan
Silaban, M.S) (Ade
Ariyani)
NIP/NIK : 196412071991031002 NIM
: 4133131001
MENGGENAL LEBIH JAUH TENTANG GLUKOSA
ADE ARIYANI
Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA,
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Artikel ilmiah yang dibuat ini
bertujuan untuk menginformasikan sekaligus mensosialisasikan hal-hal yang berkaitan
serta berhubungan dengan glukosa. Seperti yang kita tau bahwa glukosa memiliki
banyak sekali manfaat bagi tubuh manusia. Glukosa merupakan sumber energi utama
tubuh. Namun, selain memiliki beragam manfaat glukosa juga dapat menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan oleh glukosa menyangkut
dengan pola makan, aktivitas, yang membuat kadar glukosa darah tidak stabil
seperti kekurangan dan kelebihan glukosa. Diabetes Mellitus merupakan penyakit
yang tidak asing lagi didengar, penyebab munculnya penyakit ini adalah karena
kadar glukosa meningkat akibat kerja hormon insulin kurang efektif. Sebenarnya,
banyak sekali obat-obatan tradisional yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam
tubuh seperti buah pare, air putih dan lain sebagainya.
Kata Kunci : glukosa, diabetes mellitus
Abstrack
Made scientific articles aims to inform as well as disseminating related matters as well as related to glucose. As we know that glucose has a lot of benefits for the human body. Glucose is the body's main energy source. However, in addition to having a variety of benefits glucose can also cause various health problems. Disorders caused by glucose involves diet, activity, which makes blood glucose levels are not stable like shortage and excess glucose. Diabetes Mellitus is a disease that is no stranger to hear, cause of this disease is due to increased glucose levels due to insulin work less effectively. In fact, many traditional medicines that can reduce glucose levels in the body such as bitter melon fruit, water and so forth.
Keywords: glucose, diabetes mellitus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glukosa adalah salah satu monosakarida yang sering disebut dengan
gula darah. Glukosa merupakan satu-satunya jenis monosakarida yang langsung
dapat digunakan untuk menghasilkan energi (ATP). ATP atau energi sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan kerja atau aktivitasnya setiap hari,
sehingga kadar glukosa yang memadai sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Namun selain menguntungkan glukosa juga dapat menjadi penyebab utama
kematian seseorang . Misalnya saja Hiperglikemia atau gula darah tinggi yang
dapat menyebabkan peradangan yang parah diseluruh tubuh. Lain halnya dengan
Hipoglikemia atau gula darah rendah yang terjadi jika ketersediaan glukosa
dalam darah sangat rendah, ini juga berbahaya dan berpotensi mematikan.
Tubuh memiliki beberapa cara untuk mendeteksi perubahan kadar
glukosa misalnya dengan hormon. Pengkreas mendeteksi kenaikan kadar glukosa
darah dan merespon dengan mengeluarkan insulin. Insulin berfungsi untuk
pengatur metabolism karbohidrat dan lemak. Namun, apabila tubuh tidak dapat
mengatur kadar glukosa maka berbagai penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat
terjadi.
Perubahan gaya
hidup seperti menerapkan pola makan yang sehat, seperti memakan makanan yang
mengandung banyak serat dan vitamin seperti sayur dan buah-buahan. Menyeimbangkan
jumlah kalori yang diserap tubuh melalui makanan yang dikonsumsi dengan
aktivitas atau energi yang dikeluarkan tubuh lewat kegiatan yang menguras
tenaga.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan artikel ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengenal
serta mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan glukosa.
2. Mengetahui
fungsi serta dampak glukosa bagi tubuh.
3.
Mengetahui penyakit serta gangguan yang disebabkan karena kekurangan glukosa.
4.
Mengetahui penyakit serta gangguan yang disebabkan karena kelebihan glukosa
darah.
5. Mengaplikasikan
pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
glukosa.
6.
Menerapkan beberapa penelitian mengenai glukosa.
1.3 Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ilmiah ini merupakan
metode deksriptif yaitu suatu metode yang menjelaskan secara rinci tentang
masalah atau fenomena dalam kehidupan. Dalam hal ini dibahas mengenai glukosa
yang meliputi fungsi, akibat serta pengaruhnya dalam tubuh manusia. Data yang
terkumpul, kemudian diproses atau bias dikatakan dirangkum menjadi sebuah
intisari yang bermanfaat. Lamanya waktu yang diperlukan dalam mengumpulkan data
sampai dengan proses pemilahan sumber selesai dilakukan adalah selama 1 bulan
atau 4 minggu.
Artikel ini diambil atau dirangkum dari berbagai sumber artikel
lainnaya. Sehingga jika pembaca ingin mengumpulkan atau mendapatan informasi
yang lebih rinci lainnya , silahkan dapat melihatnya di daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Karbohidrat
Dewasa ini kandungan karbohidrat makanan orang Amerika rata-rata
45% dari jumlah kalori yang dikonsumsi; angka ini menunjukkan penurunan
sebanyak 25-30% semenjak tahun 1990 (Gortner,1975
dalam M.C.Linder, 2006). Sekitar 60% dari karbohidrat tersebut merupakan
karbohidrat yang dapat diserap dalam bentuk polisakarida (terutama pati
tanaman); ada penurunan sebanyak 75% bila dibandingkan pada tahun 1990 (Friend,1976 dalam M.C.Linder, 2006). Karbohidrat
lainnya hamper semuannya merupakan sucrose dan lactose (gula susu) yang berasal
dari buah-buahan, air susu, gula pasir dan lain-lain. Orang Amerika
mengkonsumsi 102 lb (sekitar 45 kg) sucrose/tahun, belum termasuk tambahan dari
bahan-bahan makanan yang diproses (Whitney
dan Helminton,1981 dalam M.C.Linder,2006). Yang dimaksud dengan bahan
makanan yang diproses antara lain soda pop, kembang gula (17,4 lb = 7,8 kg),
sirop dan gandum untuk makanan pagi (breakfast
cereals); juga diperoleh dari bahan-bahan makanan lain, dari kecap sampai
bumbu salad.
Banyak peningkatan konsumsi gula (refined sugar) dan penurunan konsumsi biji-bijian, umbi-umbian
(tempat penyimpanan karbohidrat tanaman). Proposi karbohidrat yang tidak dapat
diserap atau serat bahan makanan menurun proporsinya dibanding konsumsi
karbohidrat kompleks. National Research Council (NRC) dari National Academia of
Science (NAS) dewasa ini merekomendasikan pola yang sebaliknya dalam konsumsi
karbohidrat atau mendekati pola pada tahun 1900-an yaitu 50% sucrose dan gula
(10% kalori), lebih banyak karbohidrat kompleks (total: sekitar 60% kalori) dan
lebih banyak serat. Sebab-sebab perubahan tersebut erat hubungannya dengan:
a. Potensi adanya masalah bila
konsumsi sucrose dan glucose tinggi/banyak,
b. Usaha untuk menurunkan konsumsi
lemak yang erat hubungannya dengan kanker dan
aterosklerosis,
c. Keuntungan serat bahan makanan
untuk kesehatan.
( M.C.Linder ,2006 : 27-28 )
2.2 Klasifikasi Karbohidrat
Gambar . Sumber karbohidrat (Sumber: Anonim , 2013)
Berdasarkan jumlah unit gula (sakarida) yang dimiliki, karbohidrat
diklasifikasikan dalam golongan yaitu monoakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.
2.2.1 Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang hanya terdiri dari satu unit
polihidroksi aldehid atau keton, yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi
karbohidrat yang lain. Molekul ini hanya terdiri atas beberapa (3 s/d 7) atom
karbon saja. Monosakarida yang termasuk aldoheksosa antara lain glukosa,
galaktosa dan mannose, sedangkan yang termasuk ketoheksosa adalah fruktosa dan
serbosa. Aldosa yang paling banyak ditemukan dialam antara lain D-ribosa,
D-glukosa, D-manosa, dan D-glukosa sedangkan untuk ketosa adalah D-ribulosa,
D-fruktosa dan D-sedoheptulosa.
2.2.2 Oligosakarida
Oligosakarida adalah golongan senyawa karbohidrat yang dibangun
oleh dua hingga enam unit molekul monosakarida yang diikat dengan ikatan
glikosida. Ikatan glikosida adalah ikatan yang terjadi jika gugus OH pada salah
satu monosakarida berikatan dengan anomer karbon (karbon yang mengandung gugus
karbonil aldehid/keton) dari monosakarida yang kedua. Oligosakarida yang paling
banyak di alam adalah disakarida seperti sukrosa, laktosa, maltose, selobiosa
dan trehalosa. Sukrosa berasal dari tebu maupun bit, yang mengandung dua unit
monosakarida glukosa dan fruktosa yang diikat dengan ikatan glikosida.
2.2.3 Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang dibangun oleh sejumlah besar
monosakarida. Polisakarida yang disusun oleh campuran dua jenis/lebih
monosakarida disebut heteropolisakarida, misalnya agar-agar, pectin dan
alginate. Pektin merupakan polimer yang terdiri dari arabinosa, galaktosa, dan
asam glukoronat. Polisakarida yang tersusun oleh satu jenis monosakarida
disebut dengan homopolisakarida, misalnya amilum dibangun oleh monosakarida
glukosa, glikogen, dan selulosa. Glikogen dan amilum merupakan karbohidrat
bahan pangan sedangkan selulosa adalah karbohidrat bahan non pangan misalnya
kertas.
(
Murniati Simorangkir,2014 : 19-23 )
2.3 Mengenal
Lebih Jauh tentang Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk
alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industry pangan.
Glukosa merupakan sumber tenaga. Kita dapat menduga alasan mengapa
glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan.
Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia premitif. Hal yang lebih penting bagi
organism tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula
heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus
amino suatu protein. Reaksi glikolisis mereduksi atau bahkan merusak fungsi
enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan
berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meskipun begitu, komplikasi
akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf peripheral (peripheral neuropathy), kemungkinan
disebabkan oleh glikosilasi glukosa. Dalam respirasi, melalui serangkaian
reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon
dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum
digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.
(
Murniati Simorangkir,2014 : 15-16 )
2.3.1 Metabolisme Glukose
Masuknya (influx)
glukose ke dalam darah, meningkatkan kadar glukose darah, yang menyebabkan
tersekresinya insulin dari pancreas dan menurunkan sekresi glukagon.
Selanjutnya, menyebabkan peningkatan pengambilan glukose oleh hati, urat-urat
daging dan jaringan lemak. Juga merangsang sintesis glikogen dalam hati dan
urat daging dengan jalan mengurangi produksi cyclic Adenin Monofosfat (cAMP) dan proses fosforilasi atau
sintesis glukogen yang aktif. Dalam proses yang sama, aktivitas fosforilase
glikogen dikurangi. Sintesis dan penyimpangan glikogen terbatas secara fisik,
oleh karena sifat molekul glikogen yang sangat voluminous (terhidrasi) dan
diperkirakan bahwa tidak lebih dari 10-15 jam setara energi glukose dapat
disimpan dalam hati (sekitas 100 g). Dalam kondisi pengambilan/konsumsi glukose
maksimal ada kemungkinan lebih banyak lagi glikogen (sekitar 0,5 kg) yang
diencerkan dalam massa
jaringan yang lebih besar, disimpan dalam urat daging (total).
Kelebihan glukose akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan
trigliserida terutama oleh hati dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk
dalam hati dibebaskan ke dalam plasma sebagai Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang akan diambil oleh jaringan
lemak untuk disimpan. Kalau influks glukose dari intestine berhenti (terutama
setelah penyerapan karbohidrat makanan) kadar glukose darah mulai menuru, dan
member isyarat untuk mengambil langkah proses kebalikan dari yang disebutkan di
atas seperti sekresi hormon oleh pancreas. Namun sekarang glukagon dibebaskan
dan sekresi insulin sangat dikurangi. Glukagon akan memobilisasi glikogen hati
melalui sistem cAMP-protein kinase dan meningkatkan sintesis enzim yang
dibutukan untuk proses kebalikan dari glikolisis; hal ini dibutuhkan kalau
karbohidrat tidak segera tersedia.
Toleransi glukose. Respon
tubuh terhadap influks glukose diet dimonitor untuk menentukan toleransi
glukose. Toleran atau tidak, ditentukan oleh tingkat kesanggupan mekanisme
untuk menghilangkan kelebihan glukose dalam darah. Toleransi glukose biasanya
diukur dengan mengikuti konsentrasi glukose darah selama 15 menit sampai 2 atau
3 jam pemberian glukose peroral sebanyak 50-100 g setelah dipuasakan semalam. Gangguan-gangguan
dalam lintas kerja insulin, dari proses sintetisnya sampai terikat (bereaksi)
dan terdegradasinya akan mengubah toleransi glukose.
(
M.C.Linder,2006 : 33-37 )
2.3.2 Jenis Penyakit Akibat Kekurangan Karbohidrat (Glukosa)
2.3.2.1 Marasmus
Gangguan akibat
kekurangan asupan makanan yang mengandung karbohidrat dapat mengakibatkan
penyakit di antaranya adalah penyakit yang sering mengenai anak balita (di
bawah lima tahun) disebut juga penyakit marasmus. Ciri-ciri penyakit marasmus adalah
sebagai berikut: selalu merasa
kelaparan, anak sering menangis, tubuh menjadi sangat
kurus, biasanya pada anak yang terkena penyakit busung lapar, kulit menjadi keriput, pernapasan terganggu akibat tekanan darah
dan detak jantung yang tidak stabil, penyakit marasmus sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian apabila
tidak ditangani secara serius, penyakit marasmus akan mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat,
perkembangan kecerdasannya menjadi lambat, dan tidak menutup kemungkinan akan
berdampak pada perkembangan psikologisnya.
Kasus gizi buruk yang muncul di
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang selama ini dikenal sebagai lumbung beras
menunjukkan bahwa ketahanan pangan regional tidak menjamin ketahanan pangan
rumah tangga. Di Nusa Tenggara Barat, anak balita menderita gizi buruk atau bahkan
busung lapar mencapai 10% dari total anak balita, atau sekitar 49.000 anak
balita. Secar nasional, kasus busung lapar yang menyerang anak-anak di bawah
usia lima tahun
mencapai angka 8 persen. Sesuai dengan proyeksi penduduk Indonesia yang disusun
BPS, tahun 2005 jumlah anak usia 0-4 tahu di Indonesia mencapai 20,87 juta. Itu
berarti saat ini ada sekitar 1,67 juta anak balita yang menderita busung lapar.
2.3.2.1 Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar
glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7
hingga 3,3mmol/L). Faktor-faktor yang menyebabkan hipoglikemia adalah
sebagai berikut: asupan karbohidrat kurang, makan tertunda atau lupa, porsi makan
kurang, diet slimming,
anorexia nervosa, gastroparesis, muntah, menyusui, absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot, alkohol, pemakaian alkohol dalam jumlah banyak
tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup
berat sehingga menyebabkan stupor.
( Noviarta Rafiqah, 2013 )
2.3.3 Jenis Penyakit Akibat Kelebihan Karbohidrat (Glukosa)
2.3.3.1 Diabetes
Mellitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang melibatkan
hormon endokrin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasi
utamanya mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein yang
pada gilirannya merangsang kondisi hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia
tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus dengan berbagai macam bentuk manifestasi komplikasi.Terdapat beberapa definisi yang dapat
merepresentasikan penyebab, perantara dan wujud komplikasi tersebut.
Diabetes mellitus (DM) tipe I diperantarai oleh degenerasi sel β
Langerhans pankreas akibat infeksi virus, pemberian senyawa toksin,
diabetogenik (streptozotosin, aloksan), atau secara genetik (wolfram
sindrome) yang mengakibatkan produksi insulin sangat rendah atau berhenti
sama sekali. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pemasukan glukosa dalam otot
dan jaringan adiposa. Secara patofisiologi, penyakit ini terjadi lambat dan
membutuhkan waktu yang bertahun-tahun, biasanya terjadi sejak anak-anak atau awal
remaja. Penurunan berat badan merupakan ciri khas dari penderita DM I yang
tidak terkontrol. Insulin
rerupakan pengatur glukosa untuk masuk ke dalam sel target dan sel lain. Pada
defisiensi insulin, glukosa tak dapat masuk ke dalam sel, sehinga konsentrasinya
meningkat di luar sel, termasuk di dalam cairan darah, namun timbunan glukosa itu tak dapat dimanfaatkam sel yang memerlukan untuk
energi, tumpukan glukosa itu
kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehinnga.
Air kencing mengandung gula yang disebut glukosuria. Diabetes melitus
dapat ditangani dengan upaya diet, kegiatan fisik dan otak. Jika
penangannya cukup baik,
penderita dapat menjalani kehidupan normal untuk jangka waktu cukup lama. Pada
penderita sering dijumpai kelainan sampingan, terutama yang tidak dirawat
dengan baik, misalnya
kelainan retina (retiaepathia diabetica),
kelainan kardiovaskuler dengan gejala penyumbatan pembuluh darah halus,
kelainan ginjal dan kelainan hati. Bisa juga, terjadi kelainan saraf (neorepathia
diabetica).
2.3.3.2 Obesitas
Obesitas atau
kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak
secara berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat badan. Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada
kelebihan energi karena berbagai sebab, antara lain kelebihan zat gizi,
kelainan bagian otak tertentu, kelainan hormon endokrin, faktor keturunan, dan
akibat pemakaian obat tertentu. Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidak seimbangan konsumsi
kalori dengan kebutuhan energi, dimana konsumai terlalu berlebihan dibanding
kebutuhan energi. Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Pada keadaan normal, jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat,
diantaranya dalam jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus (ementum). Penimbunam lemak
pada wanita memiserikan bentuk khas feminin, misalnya di daerah pinggul, daerah bahu, dan dada.
Timbunan ringan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan dijauhi kaum
wanita karena cukup sulit diatasi.
2.3.3.3 Jantung
Koroner
Penyakit jantung dimulai ketika kolesterol, bahan lemak, dan
kalsium tertumpuk dalam arteri. Ketika ini terjadi dalam arteri yang mensuplai
jantung, penumpukan ini, atau plak, menyebabkan arteri menyempit, sehingga
pengiriman oksigen ke jantung berkurang. Pengurangan pengiriman oksigen ke
jantung dapat membuat nyeri dada, juga disebut angina. Penyakit jantung dimulai
ketika kolesterol, bahan lemak, dan kalsium membangun di arteri, sebuah proses
yang dikenal sebagai aterosklerosis. Hubungan antara penyakit jantung dan
serangan jantung ketika plak terjadi sampai ke titik dan pecah, hal itu
menyebabkan bekuan darah terbentuk di arteri koroner. Bekuan darah memblok
darah mengalir ke otot jantung, menyebabkan serangan jantung. Dalam skenario
terburuk, serangan jantung tiba-tiba atau gangguan irama fatal dapat terjadi.
Penyumbatan arteri koroner oleh plak dapat menyebabkan serangan jantung (myocardial infarction) atau gangguan
irama fatal (serangan jantung tiba-tiba). Penyakit jantung merupakan pembunuh
nomor satu. Penyakit jantung mempengaruhi sekitar 14 juta laki-laki dan
perempuan di Amerika Serikat, dan memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Bahkan, merenggut kehidupan lebih banyak dari total gabungan penyebab utama
kematian berikutnya.
(
Noviarta Rafiqah, 2013 )
2.3.4 Makanan yang dapat Menurunkan Glukosa Darah
Berikut akan disajikan beberapa makanan yang dapat menurunkan
kadar glukosa dalam darah, yang alami dan aman untuk dikonsumsi, sebagai
berikut :
2.3.4.1 Pare
(
Cendraya, 2013 )
Sejumlah studi
klinis telah dijalankan untuk memastikan manfaat buah pare untuk diabetes. Pada
bulan Januari 2011, hasil uji klinis selama empat minggu yang diterbitkan dalam
Journal of Ethnopharmacology menunjukkan bahwa 2.000 mg dosis harian pare
signifikan dalam mengurangi kadar glukosa darah penderita diabetes tipe 2,
meskipun efek hipoglikemik kurang dari 1.000 mg/hari dosis metformin.
Penelitian terdahulu pun telah membuktikan hubungan antara asupan pare dan
peningkatan aktifitas pengendalian glikemik. Sedangkan laporan yang diterbitkan
dalam edisi Maret 2008 Jurnal Chemistry and Biology menemukan peran pare dalam
peningkatan serapan glukosa dan meningkatkan toleransi glukosa dalam sel. Jika
Anda adalah penderita diabetes
dan ingin mengambil manfaat buah pare untuk
diabetes maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda atau ahli medis.
Dokter akan memeriksa apakah aman mengkonsumsi pare bersama obat diabetes dari
dokter. Disebabkan ada risiko mengkonsumsi pare bersama-sama dengan obat dokter
dan juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah).
(Anonim,
2014 )
2.3.4.2 Kayu
Manis
Penelitian yang diterbitkan dalam Diabetes Care tahun 2003,
mengatakan bahwa mengonsumsi 1 gram kayu manis selama 40 hari membantu
meningkatkan glukosa darah. Oyiners bisa menggunakan sedikit campuran kayu
manis dalam masakan (atau dalam minuman kopi). Selain menambah rasa alami, kayu
manis juga mengandung zat antioksidan.
2.3.4.3 Bawang
Bawang mengandung kromium, yang merupakan mineral penting bagi
manajemen gula darah. Kromium membantu tubuh memproduksi faktor toleransi glukosa,
yang membutuhkan insulin untuk membantu memindahkan gula dari darah ke dalam
sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.
2.3.4.4 Bayam
Bayam kaya magnesium yang dapat membantu mengontrol kadar gula
darah dengan mengatur pengeluaran insulin serta penggunaan glukosa pada tubuh.
Kebetulan, orang dengan diabetes tipe 2 sering memiliki tingkat rendah serum
magnesium. Bayam juga mengandung nutrisi penting lainnya, seperti beta-karoten,
lutein, asam folat, vitamin K, magnesium, mangan, kalsium, dan kalium.
2.3.4.5
Biji-Bijian
Biji-bijian dapat menurunkan risiko diabetes dan membantu
meningkatkan gula darah. The Dietary Guideline AS menyarankan konsumsi 3 – 5
porsi biji-bijian per hari untuk orang dewasa. Misalnya Biji gandum kaya akan
serat beta-glucan yang berguna untuk menurunkan gula darah.
2.3.4.6 Havermut
Havermut juga mengandung serat beta-glucan yang terbukti membantu
menstabilkan gula darah. Havermut memberikan manfaat tambahan bagi mereka
dengan diabetes atau pra-diabetes, juga mengurangi kadar kolesterol LDL dan
membantu mengontrol berat badan. Satu porsi havermut di pagi hari adalah cara
mudah untuk memasukkan gamdum ke dalam asupan harian. Havermut adalah sejenis
cereal dari gandum. Havermut ini sering untuk sarapan orang bule. Havermut/Oatmeal
yang instan, cara menyajikannya tinggal diberi air panas saja, aduk-aduk dan
siap disajikan.
(
Cendraya, 2013 )
2.3.4.7 Madu
(
Anonim , 2009 )
2.3.4.8 Air Putih
Jika tidak ditangani dengan benar, kadar gula darah yang tinggi
dapat merusak jaringan yang melayani fungsi sel beta yang melepaskan insulin
dan menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan pengerasan arteri.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menimbulkan risiko diabetes
tipe 2, penyakit jantung dan stroke. Temuan ini telah dilaporkan dalam
pertemuan tahunan American Diabetes Association.
(
Anonim, 2011 )
2.3.5 Cek Kadar Gula
Darah
(
Anonim, 2011 )
BAB III
JURNAL PENILITIAN
3.1 Judul Percobaan
“Perubahan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe-2 yang Terkontrol setelah Mengkonsumsi Kurma”
3.2 Hasil
Karakteristik
Subjek
|
Rata-Rata
|
Minimal
|
Maksimal
|
SD
|
Umur (tahun)
|
60
|
46
|
68
|
5,5
|
Lama DM (tahun)
|
10
|
1
|
23
|
5,7
|
Hb (gr%)
|
13,7
|
12,1
|
15,2
|
0,8
|
Lekosit/mm2
|
6463
|
7800
|
9467
|
1871,1
|
Kreatinin
|
0,9
|
0,6
|
1,6
|
0,3
|
Ureum
|
22,3
|
12
|
43
|
6,3
|
SGOT
|
27,14
|
15
|
42
|
5,7
|
SGPT
|
28,4
|
16
|
52
|
6,5
|
n= 36 (Pria=22 ; wanita=14) , SD: Standard Deviasion
3.3 Pembahasan
Peneliti meneliti berbagai varietas kurma dengan tingkat
kematangan yang berbeda dan didapatkan rata-rata ratio perbandingan kadar
glukosa dan fruktosa mendekati 1 dan kandengan serat 0,2 gram/100 gram. Linder
C mengemukakan bahwa fruktosa tidak membutuhkan mediator insulin untuk
memasukkannya kedalam sel untuk dimetabolisme lebih lanjut sehingga tidak
menaikkan kadar glukosa darah. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antar
buah kurma yang selama ini belum direkomendasikan pada diabitisi dan pisang
yang sudah direkomendasikan dapat dikonsumsi oleh diabetisi, ternyata dari hasil
penelitian ini tidak dijumpai perbedaan yang bermakna perubahan kadar glukosa
darahnya.
3.4 Kesimpulan
Memakan 3 butir kurma pada diabetisi tidak menaikkan kadar glukosa
darah, dan tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan mengkonsumsi pisang.
Mengkonsumsi satu-satuan rumah tangga kurma (tiga biji/15 gram) seperti halnya
juga pisang (1 buah/50 gram) dengan demikian mengkonsumsi buah kurma tidak
menaikkan kadar glukosa darah pada diabetisi, baik diabetisi yang mendapat
terapi OHO atau insulin.
(Munadi
dan Dedi Ardinata, 2008: Volume. 41 No.1)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari tinjauan teoritis, jurnal penelitian serta hasil dan
pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya sehingga dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Glukosa,
suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah
satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
2. Kelebihan
glukose akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan trigliserida terutama oleh
hati dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk dalam hati dibebaskan ke
dalam plasma sebagai Very Low Density
Lipoprotein (VLDL) yang akan diambil oleh jaringan lemak untuk disimpan.
3. Kekurangan
glukosa akan menyebabkan penyakit marasmus dan hipoglikemia.
4.
Kelebihan glukosa akan menyebabkan penyakit diabetes, obesitas, dan jantung
koroner.
5. Adapun
bahan makanan yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah adalah buah pare,
bawang, kayu manis, bayam, biji-bijian, havermut, madu dan air putih. Cek kadar
gula darah sangat penting untuk penderita diabetes, sekarang penemuan terbaru
cek kadar gula darah dapat digantikan oleh air mata tanpa darah.
6. Berdasarkan
hasil Penelitian maka mengkonsumsi buah
kurma tidak menaikkan kadar glukosa darah pada diabetisi, baik diabetisi yang
mendapat terapi OHO atau insulin.
4.2 Ucapan Terimakasih
Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing matakuliah biokimia nutrisi yaitu kepada Bapak Prof.Dr.Ramlan
Silaban, M.S yang telah memberikan kepercayaan kepada Saya untuk mengerjakan
artikel ilmiah ini. Kemudian Saya juga ingin berterimakasih kepada tim yang
telah membantu dalam menyelesaikan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,
(2011), Air Mata bias Gantikan untuk Cek Darah : http://www.artikel- menarik.com/2011/11/air-mata-bisa-gantikan-darah-untuk-cek.html
akses Agustus 2014.
Anonim.,
(2011), Air Putih untuk Mengurangi Kadar
Gula: http://artikelnartikel.blogspot.com/2011/08/air-putih-untuk-mengurangi-kadar- gula.html akses Agustus 2014.
Anonim.,
(2009), Madu Mampu Mengurangi Glukosa
dalam Darah : http://moslemsunnah.wordpress.com/2009/04/19/madu-mampu-mengurangi- glukosa-dalam-darah.html akses Agustus
2014.
Anonim.,
(2013), Makalah sekilas Mengenai Karbohidrat
: http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-karbohidrat-sekilas- menganai.html akses Agustus 2014.
Anonim.,
(2014), Manfaat Buah Pare untuk Diabetes
: http://www.bercerita.org/2014/06/manfaat-buah-pare-untuk-diabetes.html
akses Agustus 2014.
Cendraya.,
(2013), Makanan untuk Menurunkan Gula
Darah : http://cendraya.blogspot.com/2013/12/6-makanan-untuk-menurunkan-gula- darah.html akses Agustus 2014.
Linder,M.C.,
(2006), Biokimia Nutrisi dan Metabolisme,
Universitas Indonesia Press, Jakarta .
Munadi.,
dan Ardinata,Dedi., (2008), Perubahan
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus
Tipe-2 yang Terkontrol setelah Mengkonsumsi Kurma, Volume:41 No.1
Rafiqah,Noviarta.,
(2013), Berbagai Penyakit sebagai Akibat
dari Kekurangan dan Kelebihan
Karbohidrat pada Bahan Makanan yang di Konsumsi, Vol : 2
Simorangkir, Murniati., (2014), Biokimia I,Universitas Negeri Medan ,
Medan .
Lampiran 1
Biodata
Penulis
Nama : Ade Ariyani
Nim : 4133131001
Tanggal Lahir : Pematang Jering, 13 November 1996
Riwayat Pendidikan :
1. SD : SD Negeri 010217 Sei Suka Batu Bara
2. SMP : SMP Negeri 1 Air Putih Batu Bara
3. SMA : SMA Negeri 1 Sei Suka Batu Bara
4. Perguruan
Tinggi : Lulusan SBMPTN tahun 2013 di Universitas Negeri
Medan dalam Jurusan Kimia Prodi Jurusan Kimia S1. Di
kelas Kimia
Dik A 2013.
Alamat Rumah : Desa
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
Kode Pos :
21257
Alamat Kos : Jalan.Kapten Muslim Helvetia
Timur.
Mata Kuliah : Biokimia Nutrisi
Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ramlan Silaban, M.S
Lampiran 2
Saya yang
menandatangani Surat Pernyataan ini :
Nama :
ADE ARIYANI
NIM :
4133131001
1.
Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar
bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan . Program kegiatan yang dilakukan
adalah tugas kelompok yang telah dilakukan sendiri oleh penulis dan tim bukan
oleh pihak lain. Topik kegiatan yang telah dilakukan adalah “Mengenal Lebih
Jauh tentang Glukosa yang Meliputi Penyebab dan Penangananya “. Kegiatan ini
dilakukan di UNIMED Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun
2014.
2. Naskah
ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding atau jurnal
sebelumnya.
Demikian surat pernyataan ini
dibuat dengan kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Yang
Membuat Pernyataan Mengetahui/Menyetujui
Ketua
Jurusan/Prodi
(ADE
ARIYANI) (Jamalum
Purba)
NIM:
4133131001 NIP/NIK:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar